Calang (AJP) – Kembali beredar isu Keuchik dan Sekretaris Gampong (Sekgam) di Aceh Jaya akan melakukan study ke luar daerah. Isu tersebut dikuatkan dengan beredarnya bukti setoran dari desa ke rekening pelaksana, yaitu Edu Training and Healing Indonesia dengan jumlah dana Rp 34jt perdesa.
Kegiatan study itu belum dipastikan kapan dan apakah semua desa di aceh jaya akan ikut serta, namun dari bukti setoran kegiatan itu akan dihadiri oleh dua orang perdesa yaitu kepala desa (keuchik) dan seketaris desa (sekgam).
Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (Yara) Aceh Jaya, Sahputra, Minggu (28/4/2024) melalui rilis yang diterima acehjayapost.com menyampaikan, rencana kegiatan seperti ini bukanlah kali pertama dilakukan oleh keuchik di Aceh Jaya namun sudah hampir setiap tahun.
“Sudah pernah dibatalkan oleh kepala daerah setempat, meski demikian kegiatan tersebut sudah pernah dilaksanakan beberapa kali oleh keuchik ke berbagai daerah luar aceh” bebernya
“Kita melihat dari beberapa kali kegiatan yang sudah pernah dilakukan tersebut tidak ada feedback apapun yang menguntungkan desa, malah kegiatan tersebut terkesan sia-sia yang hanya menghambur-hamburkan uang negara” lanjutnya
Oleh karena itu, Yara Aceh Jaya meminta kepala daerah dalam hal ini Pj Bupati Aceh Jaya untuk membatalkan kegiatan tersebut, dan Pj Bupati selaku kepala daerah harus bersikap tegas atas rencana-rencana seperti itu, yang dipastikan tidak ada manfaat apapun untuk desa.
“Kita meminta Pj Bupati memanggil dinas terkait yang membidangi pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa, serta Inspektorat untuk memastikan sistem pengelolaan keuangan desa harus dikelola dan difungsikan sesuai dengan kebutuhan desa bukan kepentingan kepala desa” ujarnya
“Kita belum bisa memastikan siapa yang mengkoordinir kegiatan ini, jika kegiatan seperti ini yang hanya menguntungkan kelompok tertentu setiap tahun direncanakan di Aceh Jaya ada keterlibatan oknum dari forum Keuchik (Abdesi) Aceh Jaya, maka kita minta aparat penegak hukum menindak tegas oknum tersebut” tambahnya
Sahputra menegaskan, jangan berbisnis dengan dana desa yang hanya menguntungkan diri pribadi atau kelompok tertentu, namun kesejahteraan masyarakat harus di korbankan.
“Kami minta kepada forum keuchik untuk lebih fokus pada BUMDESMa, pasalnya dana desa yang dikumpulkan melalui wadah forum kehcik untuk kegiatan Bumdesbersama Aceh Jaya yang sudah berjalan beberapa tahun terkesan jalan ditempat padahal nilainya tidak sedikit” pungkasnya.
Sudah Sesuai Regulasi
Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Aceh Jaya, membenarkan adanya wacana para Keuchik dan Sekretaris Gampong (Sekgam) untuk melakukan study tour keluar daerah.
“Sebagaimana berita yang beredar terkait wacana Keuchik dan Sekgam ingin berkunjung atau Study Tour keluar daerah emang benar adanya,” kata Ketua Abdesi Aceh Jaya, Teuku Ali Munir seperti dilansir dari Habakini.com, Minggu 28 April 2024.
Menurutnya, wacana kegiatan para Keuchik dan Sekgam untuk melakukan study tour keluar daerah sudah sesuai dengan regulasi serta tidak melanggar dengan peraturan dan perundang-undangan.
“Ada regulasinya yang mengatur terkait study tour keluar daerah. Dan kami tegaskan tidak ada intervensi dari oknum manapun, namun wacana study tersebut merupakan inisiatif para Keuchik yang punya hak dan kewenangannya dalam mengelola dana desa,” tegas Munir.
Munir juga mengatakan jika dana yang dianggarkan untuk kebutuhan study keluar daerah juga tidak mengurangi beban dan belanja kegiatan lain, apalagi wacana study tour tersebut sejak awal sudah dimasukan dalam rancangan program dalam APBG/APBDes.
“Semua ada keinginan, tentunya desa-desa yang di anggarkan pasti ada kepentingan di desa masing-masing untuk melakukan study tour mencari pengalaman dan wawasan di daerah yang sudah berkembang dan maju yang berada di luar provinsi Aceh,” ungkapnya.
Sementara itu, berkaitan dengan program tersebut pihaknya menegaskan bahwa tidak ada sangkut paut dengan oknum dan siapapun itu, karena kegiatan itu murni hak dan kewenangan desa sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan tentang desa untuk peningkatan kapasitas pemerintah desa/Gampong.
“Menurut saya masalah study tour sangat penting untuk menambah pengalaman dan wawasan keuchik dalam menjalankan tugas di desa masing sesuai dengan kebutuhan didesanya,” tutur Munir.
“Saya selaku Ketua Apdesi Aceh Jaya sangat mendukung kegiatan Study Tour tersebut selama tidak bertentangan dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku,” ucapnya.
Selain itu, ia juga mengaku tidak ada kewenagan untuk melarang kebijakan desa dalam mengelola dana desa yang punya hak otonomi untuk merancang sendiri APBG.
Oleh sebab itu ia beharap kepada semua pihak perlu mensupport pada Keuchik dalam meningkatkan kapasitas pemerintahan desa melalui program Study Tour.
“Mari kita dukung bersama demi Indonesia maju Aceh makmur, kita bangun kota dari desa serta tampa adanya intervensi dari pihak luar dalam terkiat pengelolaan dana desa,” pungkasnya, (*).