Calang (AJP) – Bakal Calon Bupati Aceh Jaya, Safwandi, menghadiri acara Silaturahmi para wali santri dan keluarga besar Alumni Dayah Darun Nizam di Gampong Tanoh Anou, Kecamatan Teunom, Sabtu (3/8/2024).
Dihadapan para Wali Murib, dalam kata sambutanya Safwandi menyampaikan, bila dirinya dipercayai oleh masyarakat Aceh Jaya dan terpilih menjadi Bupati Aceh Jaya melalui pilkada 2024 ini, akan melanjutkan kembali Program Pro Rakyat, khususnya terkait pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan dayah.
“Bila saya nanti dipercayakan memimpin Aceh Jaya, saya akan melanjutkan program beasiswa untuk santri, siswa, baik SD maupun SMP” ujar Safwandi.
Ia menjelaskan, dulu beasiswa untuk siswa dan santri tingkat SD berjumlah lima ratus ribu, dan untuk siswa tingkat SMP tujuh ratus lima puluh ribu, namun meskipun Anggaran APBK Aceh Jaya yang terbatas, tentunya untuk beasiswa akan tetap dilanjutkan.
Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada para pimpinan dayah dan santri serta seluruh masyarakat Aceh Jaya atas doa dan dukungan pada pemilu legislatif yang lalu telah memberikan kepercayaan dan kembali terpilih sebagai Anggota DPRK Aceh Jaya untuk periode ke tiga
“Kita bisa beradaptasi dan menjaga etika dengan masyarakat sehingga mampu mendongkrak elektabilitas. Keberhasilan dan kemampuan tersebut tak terlepas dari pendidikan yang didapat dari Dayah Darun Nizam ini” ujarnya
Untuk diketahui, Safwandi terpilih sebagai anggota DPRK Aceh Jaya dari Partai Aceh pada pileg tahun 2014, tahun 2019 hingga pileg 2024, terpilih dirinya sebagai anggota legislatif berturut selama tiga periode.
Periode pertama, pileh tahun 2014, Safwandi berhasil meraih suara terbanyak di dapil satu (Krueng Sabe-Panga) dan di pileg 2024 dirinya mampu meningkatkan kualitas suara terbanyak di Kabupaten Aceh Jaya.
Safwandi menempuh pendidikan di Dayah Darun Nizam Teunom sejak 1997. Pada akhir tahun 2000, Safwandi melanjutkan untuk kuliah, kemudian lulus tes di Diplomat III (D3) Ekonomi Banda Aceh
Namun, setelah lewat tes di D3 Ekonomi Banda Aceh, dirinya tak sempat lagi untuk melanjutkan pendidikan tersebut, karna Aceh saat itu dalam keadaan konflik.
Safwandi sempat ditahan oleh pihak keamanan karna itu dituduh terlibat Gerakan Aceh merdeka (GAM), Namun pada tahun 2002, dirinya memilih bergabung bersama GAM hingga turun saat perdamaian antara Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh merdeka (RI-GAM) tahun 2005. (*)